Gwsendiri udah di WS ( WallStreet ) dari taon 2011 awal, sekarang uda di lv milestone 2. dari pengalaman gw yang dari awal ngga berani ngomong, walopun belom sempurna grammarnya, sekarang gw udah lancar ngobrol sama tu bule bule gan! keunggulan WS: 1. Flexibel time.
Testnyaada listening, Reading, grammar. Dan seperti halnya di wallstreet hasil tes langsung bisa dilihat habis tes.Setelah hasil keluar langsung Wawancara sama Native (ini yang membedakan sama di Wall street). Kemudian setelah wawancara tibalah bagian ini yang selalu saya tunggu.. saat dijelasin harga dan cara bayarnya. ehehhe.
Pengalamanbelajar bahasa Inggris di Wallstreet English PVJ ini adalah pengalaman yang paling berkesan buat saya. Karena disini semua media pembelajaran sudah menggunakan teknologi canggih. Gak ada tuh saya nemu papan white board di depan, dan kursi beserta meja yang berjejer menghadap papan white board. Semuanya sudah menggunakan computer dan tablet.
PengalamanLes Di Wall Street : Top 5 Labor Day Activities On Nantucket Island Properties / Edt the major indices in new york closed lower thursday, with the s&p 500 falling below 900 as the latest unemployment numbers an.
. I can just woke up that morning and think about social media timeline, celebrities, or even what post I should take for my instagram today but I'm not. Instead, there's one thing stuck in my mind Improve my English skill - in that level, level that brave enough to speak English, making my books and movies as my speaking reference. But grammarly perfection, confident in writing? It's way too far, not even close to Shrek's Far Far Away - haha. Lalu gue sadar. Mungkin dulu gue les Bahasa Inggris karena emang ada keharusan aja, udah gitu dulu males banget pula! Bahkan sekolah di Inggris pun nggak membuat Bahasa Inggris gue lebih baik dari segi kualitas, tapi dari segi kepedean dan kelancaran? Well, won't deny that. Sekarang jiwa merasa pintar adalah keharusan, jadinya semangat belajar lebih tinggi. Akhirnya gue memutuskan kayaknya emang harus kursus Bahasa Inggris aja lagi gitu supaya lebih percaya diri nulis Bahasa Inggris tanpa takut salah grammar. Pertanyaan selanjutnya adalah di mana baiknya?Gue rasa gue sudah kursus hampir di semua tempat kursus major di Jakarta mengingat sejak SD memang ini subject kelemahan gue. Sebut saja LIA, EF, bahkan Wall Street English WSE sudah pernah gue jajahi. Pertanyaannya? Berhasil kah? Let's start from LIA. LIA literally didn't work out - It was my early year learning English which basically I don't really care haha. I believe LIA menjadi menarik karena kurikulumnya yang tertata dan grammarly-centric - I guess. Tapi mengingat sekarang ini orang cenderung lebih tertarik belajar sama Bule daripada orang lokal, LIA nggak bisa catch up di area ini as if I remember their teachers mostly locals which will teach you to remember things not to understand things. Also their branch are not located in Central Jakarta which hard to reach most importantly for workers. What about EF? EF certainly introduced me that English is about confidence. But confidence is different with being right. So, if you want to boost your confident in speaking English, EF definitely help! It doesn't mean they don't teach you about being right, they did but it seems not their main gue ambil kursus di EF Kalimalang, pada saat itu rasanya terbaik karena kelasnya yang colorful juga didukung multimedia canggih - LIA & ILP kalah deh. Dulu gurunya a dedicate teacher - a face to face method, twice a week, teman kelas yang tetap, dan buku yang sudah dibuat khusus. Tapi I doubtly the teacher's quality though - kayaknya dulu asal bule ambil ajeu gitu. Penambahan vocabulary? Uh oh, doesn't really work, so I quit. What about the gigantic Wall Street English? People will easily go crazy when they see the admission rate of Wall Street English WSE, dua digit di depan emang terasa gila tapi believe me, harganya sama aja kalau dibagi perbulannya dan dibandingkan dengan EF. WSE ini mainannya kontrak panjang jadi terasa that's their problem. They want to make their students loyal, staying with them for a long time. Well, basically, they just focus to get more and more students. But they forgot one thing, to monitor student competencies and responsible to students is about being independent. Makanya setiap ada yang nanya gue apakah WSE worth it apa nggak, gue selalu jawab "tergantung lo niat mau belajar sendiri atau ga". WSE bagaikan orang tua tajir ke anak-anaknya, provide any fancy facilities but basically never care with their kids. WSE akan kasih lo kontrak panjang, lalu kasih semua materi dalam satu akun yang bisa lo akses di mana aja, ada social class juga yang lo bisa ikuti, lalu ujian tatap muka di kenaikan level. Kalau lo butuh tutor ada orang lokal yang dedicate untuk ngajarin, tapi sifatnya sharing dengan yang kontrak ini menjadikan siswa menganggap remeh dan jadinya males malesan dateng, toh ga di kontrol juga dan ga ada limitasi mengakses pelajarannya, tiba-tiba kontrak abis aja. Ketika ujian, mereka tidak memastikan apakah kualitas lo lebih baik atau gak. Itu hanya sekedar ujian lo kompeten apa ga. Kalau nggak ya ga mereka lulusin + nggak ngasih solusi juga. Solusinya ya belajar sendiri, capek deh. No matter how independent I am, if no one monitor my work I will easily demotivated. WSE is about creating community and being independent. So if I need someone to improve my English effectively, WSE is def not the akhirnya memutuskan gue akan kursus lagi, gue memastikan agar kursus kali ini nggak sia-sia jadi bener-bener pengen pilih tempat kursus yang bagus. Sebelumnya, gue breakdown lagi kebutuhan gue apa aja based on I concern the most1. Gue butuh banget dibimbing dan kelas tatap muka yang membuat gue bisa punya interaksi langsung ke guru, so I don't really need working with computer or any fancy facility as long as the teacher can fulfill my needs. 2. Gue sudah bekerja jadi pastinya cari jam yang fleksibel, kalaupun nggak ya after working hours or on the weekend3. I need clear curriculum, dengan materi yang jelas, goal mantap mau di writing/vocabulary/grammar, jadi kalau ada buku panduan lebih cakep lagi. 4. I actually need a course which provide a practice book that I can rent, having a library would be great too! WSE definitely can't provide number 1, 3 apalagi 4. I believe LIA can't fulfill number 2. Karena dulu merasa terbantu dengan EF, gue pun mencoba EF for Business. Tapi ternyata setelah placement test dan ketemu sama consultantnya hahahaha ketawa aja deh. EF for Business definitely WSE which I can say Uh Oh, not my type! Besides, I've never trust with course yang sangat membanggakan who they are, what makes them best, and "kita punya ini loh...jadi kamu nggak harus...." MEH thank you, next! Lalu gue coba browsing di google sampai akhirnya menemukan tempat les berlokasi di Lotte Shopping Avenue, British Council. Gue kira sebenernya ini adalah TBI atau The British Institute dulu pernah placement test di TBI juga cuma mbaknya songong, males banget tapi ternyata bukan! Waktu gue telfon, consultant-nya super chill, nggak merasa tempat lesnya paling terbaik juga jadi sifatnya cuma memberikan informasi gue nanya harga kursus, sistem belajar, dan servis yang mereka tawarkan, dia bener-bener biasa aja. Tone-nya seakan memberikan informasi tanpa terlalu persuasif yang sejujurnya membuat gue nyaman! Until I learnt what all they have and I found a truly hidden gem!Dari segi harga memang terbilang lebih mahal dibanding dengan yang 3 kursus sebelumnya but what I understand is they don't offer long contract, they offer real competencies strategy. Ada beberapa tawaran lama kontrak, pendek maupun panjang. Dari segi jenis pelajaran mereka punya 3 jenis, English Business, IELTS preparation, Social English. But what if you need 3 of them? Well you can have all of 'em because they don't ask you to choose. No matter how long your contract, you can always join any type of the English Simple-nya gini. British Council MyClass menawarkan konsep yang technically memenuhi hampir semua kebutuhan gue. Setiap harinya mereka membuka session-session dengan tema yang udah ditentukan dari 3 fokus berbeda tersebut English Business, IELTS, Social English. Nanti siswa bisa memilih untuk booking kelas tersebut via online. Di area online itu juga siswa akan tau fokus tiap tema dan goal topiknya untuk Sama aja kaya WSE dong? Eits enggak. Karena di tiap sessionya student akan face to face sama international teacher. Tiap sessionnya juga udah ada guidance sheet yang ngarahin flow belajarnya. Satu session berjalan jam dan trust me, rasanya nggak bosen sama sekali! Di tiap sesinya gue selalu dapet vocabulary dan teknik bahasa inggris yang baru. Hal yang gue kagumi, dari awal tuh gue nggak pernah dikasitau bahwa lingkungan belajarnya harus full ngomong bahasa inggris - sebagaimana diharuskan di WSE atau EF for Business ada warning english area. Cuma setiap orang yang gue temui ya terbiasa aja ngomong bahasa inggris. Dan mungkin karena harganya yang cukup pricey, kebanyakan studentnya datang dari kementrian atau pekerja pemerintahan. Dari segi fasilitas dan media belajar mungkin nggak se hi-tech EF atau WSE, tapi dari segi kurikulum pelajaran, gue bisa bilang ini terbaik sih. Paketan kontraknya menentukan berapa sesi yang mau kita ambil, dimulai yang paling cepat 20 sesi dalam 3 bulan. 1 hari biasanya tersedia 4-5 sesi, orang-orang biasanya bisa 2-3 kali dalam seminggu, mau lebih juga nggak if I only want to focus on IELTS Preparation?Kalau lo cuma sekedar yari tempat les yang fokus untuk IELTS sebenernya gue kurang menyarankan British Council MyClass ini karena materinya yang lompat-lompat membuat lo nantinya jadi bingung harus mulai darimana dan berakhir di mana, dan nggak bisa fokus juga. Kalau untuk IELTS Preparation gue sih sangat mengandalkan banget di IALF - Lembaga kursus dari Kedutaan Australia. Sayangnya IALF ini nggak menyediakan kursus general english biasa tapi cuma fokus ke persiapan tes aja. Gue ambil IELTS Prep dulu sekitar 4-5 tahun yang lalu, pertemuannya setiap selasa-jumat tapi ada juga yang tiap hari atau weekened aja, metode pelajarannya medium to heavy tapi menyenangkan dan sangat mudah dicerna, gue yakin yang les di sini pasti sih siap banget ketika tes. Metode belajarnya kaya sekolah biasa dengan international yang paling utama adalah perpustakaan! Perpustakaannya bener-bener bagus banget dan bukunya lengkap banget, lo bisa pinjem dan fotokopi bukunya! Bener-bener bikin nyaman banget. Selain IALF, ada juga yang bilang preparation di IDP enak, tapi akupun belum pernah ambil jadi nggak bisa nilai. Yang terakhir dan belum gue coba adalah TBI. Denger-denger sih TBI punya gaya belajar yang sama kaya EF tapi kurikulumnya lebih berkualitas dan terstruktur dengan alumni alumni yang kayaknya jadi banget aja. Gue sendiri belum coba, mungkin nanti kalau di British Council MyClass nggak works out juga, gue bisa coba sih kesana. To sum up, menurut gue semua kursus bahasa inggris bagus semua cuma mereka punya approach dan fokus yang beda, yang perlu juga disesuaikan dengan preference tiap individu. Sayangnya untuk gue kayaknya so far yang cocok baru British Council MyClass dan IALF membantu ya!Salam Hombimba, Grey.
Bukan, saya bukan salah satu murid Wallstreet kok. Kalau saya mampu kursus di sana gak akan saya sebut mahal. Saya cuma mau cerita pengalaman saya mengunjungi salah satu gerai Wallstreet English, untuk ikutan test gratis sekaligus menjawab rasa penasaran saya dan mungkin banyak teman-teman lain juga, kenapa kok mahal banget biaya kursusnya? Berawal browsing test online kemampuan bahasa inggris, sampailah saya di website Wallstreet yang juga menyediakan test online. Saya coba isi testnya dan untuk mendapat hasilnya saya diminta mengisi data diri jebakan betmen standar lah dan katanya hasil test akan dikirim via email. Karena penasaran dan gak mau rugi udah cape-cape ngisi, ya saya input data email & no telepon. Sejam, dua jam, sehari, dua hari, email hasil test gak kunjung datang. Tiba-tiba saya dapat telpon dari nomor kantor Jakarta. Seorang mbak-mbak ramah menyampaikan undangan untuk coba test gratis dan boleh ajak satu orang teman. Singkat cerita saya ajak Si Yayah untuk datang ke Walstreet English PVJ di gedung SOHO lantai 6 sepulang kerja. Begitu masuk, saya disambut sama 2 orang resepsionist yang menyapa dalam bahasa inggris. Saya jawab bahasa Indonesia aja karena kagok ngomong sama orang Indo tapi kudu english-an . Setelah menyampaikan maksud kedatangan, saya diminta mengisi data diri & data diri Si Yayah di form dalam tab, kemudian diminta menunggu di sofa ditemani 2 cangkir ice lemon tea & 2 lempeng cookies. Lounge-nya lagi sepi, karena weekday katanya Gak lama menunggu, datang seorang teteh-teteh ramah yang memperkenalkan diri sebagai Personal Consultant, membawa 2 buah map brosur. Si Teteh konsultan pengertian, ngajak ngobrolnya pake Bahasa P. Obrolan dimulai dari pertanyaan “Tau WE dari mana, dan apa aja yang diketahui?” Langsung saya jawab “Tau dari teman, taunya mahal”. Si teteh langsung ketawa dengar jawaban saya. Diapun menyerahkan 2 brosur kepada saya dan Si Yayah, kemudian mengajak berkeliling untuk mengenal fasilitas yang ada, katanya supaya kami tau bahwa biaya kursus di sana bukan mahal tapi worth it. So, apa yang membedakan Wallstreet English dengan tempat kursus lain? Mereka menawarkan konsep “Total English Environment”, di mana murid bisa datang kapan aja dan ngobrol dengan sesama murid atau guru di lounge yang disediakan. Kelasnya kecil, 1 guru hanya menangani 4 murid. Cara belajarnya dengan lebih banyak diskusi dibandingkan isi soal. Wallstreet menjamin muridnya ga cuma jago dalam test tapi juga berani ngomong, mereka menjanjikan money back guarantee juga lho. Sebelum ngomongin harga, saya cobain placement test-nya dulu. Si teteh konsultan membawa kami ke ruangan test di lantai 5 melewati tangga, kemudian meminta salah satu temannya untuk membantu. Test dilakukan lewat komputer dengan waktu maksimal 30 menit. Setelah dijelaskan cara pengisiannya, saya izin ke toilet dulu ruangannya dingin banget, jadi beser. Si teteh mempersilahkan saya keluar dr pintu di lt5, naik lift ke toilet di lantai 7, kemudian nanti baliknya kudu ke lantai 6 dulu baru turun ke lantai 5 pake tangga. Ribet banget yak, mana tangganya muter bikin pusing. Katanya sih itu biar murid kalau mau ke bawah harus lewatin resepsionis, lounge, & ruang guru dulu jadi mau gak mau saling menyapa kemudian ngobrol. Dijelasinnya pake bahasa inggris untung ngerti haha. Gara-gara muter-muter, butuh waktu sampe hampir 15 menit buat sampe lagi ke depan komputer. Si Yayah udah mulai testnya duluan dan selesainya jadi duluan. Pas waktu saya cuma tinggal 10 menit lagi tapi liat di timelinya kok blm setengah jalan. Saya mulai panik & keburu-buru ngerjainnya. Daaan saat waktu habis kira-kira baru kejawab 70%, kok tadi si Yayah cepet banget ya waktu belum habis udah beres ngerjainnya. Tibalah saatnya cek hasil test. Kami diajak ke ruangan konsultan dan lihat hasilnya di komputer. Gak disangka saya dapat nilai 50 sedangkan Yayah nilainya 36, aneh kan padahal tadi saya gak complete isi testnya. Ternyata kata si teteh sistemnya bisa ngebaca kalau diisi asal-asalan testnya bakal dicepetin, LOL. Angka 36 ada di level 8 kategori upper waystage. Di level ini ini kita udah bisa berkomunikasi non formal dengan baik. Nah kalau 50 sudah di level 11 kategori threshold yang artinya sudah bisa menggunakan english untuk hal-hal yang lebih serius macam di dunia bisnis. Percaya gak percaya sama hasil testnya, si Yayah yang sering banget ke luar negeri nilainya cuma 36 hidupnya bae2 aja 😂😂 tapi emang kacau pisan sih grammarnya kl chat . Nah, species kaya saya ini lah yang mau dimusnahkan sama Wallstreet English, nilai test bagus tapi ngomong gak berani. Level dan kategori di WSE Hasil Test Nah sekarang tibalah saatnya ngomongin harga. Wallstreet English sekarang memberlakukan sistem member. Untuk naik 2 level misal 11 ke 13 ditarget selama 4 bulan, toleransi 2 bulan jadi butuh membership selama 6 bulan. Harganya? Rp 20,8jt sajah. Pembayaran bisa dicicil perbulan. Untuk membership 18 bulan biayanya Rp 38jt. Meski udah tau kisarannya bakal segitu, tetep aja lemes liat angkanya 😄😄 Harga yang berlaku saat saya datang Sebelum pulang, kami diberi 2 lembar A4 yang menyatakan kami akan dapat potongan diskon Rp 1jt kalau mendaftar paling lambat besok. Hmm, jadi kesimpulannya gimana, worth it apa engga? Bagi saya sih engga. Uang 2jutaan sebulan bisa diada2in, tapi kalo buat emak-emak kaya saya mending buat beli keperluan anak, beli emas, atau jalan-jalan. Rp 38jt buat ke luar negeri aja karena dengan usia dan level kemampuan bahasa inggris seperti saya kayaknya yang dibutuhin lebih ke frekuensi makenya. Mending sering-sering dengerin BBC radio & cari partner ngobrol sesama learner di group fb. Beda soal untuk murid SMA atau mahasiswa dengan keuangan keluarga berlebih, kursus di Wallstreet bisa bermanfaat banget untuk ngebentuk kepercayaan diri berbahasa inggris. Jadi semua kembali ke niat, kebutuhan, & isi rekening masing-masing 😆😆
pengalaman les di wall street